Proyek Investasi Perbaikan Lingkungan Perkotaan, PDR Laos

US$ 45 juta melalui dana pembangunan daerah

Proyek Investasi Perbaikan Lingkungan Perkotaan, PDR Laos

Instrument dan jumlah pembiayaan

US$ 45 juta melalui dana pembangunan daerah

Latar belakang

Berlokasi di wilayah pegunungan bagian tengah utara Republik Demokrasi Rakyat Laos (Lao PDR), Luang Prabang berfungsi sebagai ibu kota provinsi dengan nama sama. Diberi status kota pada tahun 2018, Luang Prabang meliputi 115 pedesaan seluas 774 km persegi di pertemuan sungai Mekong dan Nam Khan. Berdasarkan data resmi terbaru tahun 2015, Luang Prabang memiliki populasi 90.313 jiwa, terutama terkonsentrasi di kota inti. Populasi tumbuh sebesar 68% dari tahun 1995 ke 2015, dengan peningkatan per tahun sekitar 2,6%. Pada periode yang sama kota inti berkembang 117%, atau 5,3% setiap tahun. Meskipun terjadi pertumbuhan populasi secara keseluruhan, terlihat ada penurunan di Zona Perlindungan Warisan Budaya (ZPP) akibat bangunan pemukiman diubah menjadi berbagai fasilitas yang berhubungan dengan pariwisata, seperti wisma tamu dan restoran.

Pariwisata merupakan pendorong utama perekonomian daerah. Luang Prabang ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1995. Penetapan ini mengakibatkan jumlah pengunjung internasional meningkat secara signifikan, dari 20.000 orang di tahun 1995 menjadi 638.000 di tahun 2019. Pada tahun 2019, tepat sebelum pandemik COVID-19 yang berdampak pada industri parawisata, provinsi mendapat total kunjungan wisatawan sejumlah 860.035, peningkatan 13,9% dari tahun 2018, dengan 26% nya merupakan pengunjung domestik. Pandemik yang diikuti dengan pembatasan perjalanan menyebabkan kunjungan internasional menurun secara dramatis sebesar 68% pada tahun 2020 dibanding dengan tahun 2019. Pada tahun 2022, kunjungan internasional kembali melonjak menjadi 257.000, sedangkan turis domestik mencapai rekor tertinggi jadi 280.000 pengunjung.

Ketika Luang Prabang pulih dari dampak pandemik, jumlah pengunjung tahunan diharapkan terus meningkat dan fasilitas perkotaan kota (yakni, fasilitas pengelolaan sampah padat dan pengolahan air limbah, jalan raya perkotaan dan jalan setapak, serta ruang hijau publik) perlu untuk diperbarui untuk memastikan bahwa kota terus berkembang dengan cara berkelanjutan. Kota tersebut akan memerlukan infrastruktur perkotaan yang lebih baik, manajemen lingkungan, dan layanan pariwisata untuk meningkatkan kualitas hidup warga dan mengembangkan industri parwisatanya dengan cara melestarikan kekayaan warisan budayanya.

Pendekatan

Proyek yang diusulkan akan mendukung pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, inklusif dan berketahanan di Luang Prabang, sebuah kota di Bagian Wilayah Mekong Raya (GMS) koridor ekonomi utara-selatan yang terkena dampak degradasi lingkungan, perubahan iklim, bencana alam, dan penurunan tingkat kelayakan untuk ditinggali. Investasi proyek berbagai sektor akan (i) meningkatkan kualitas dan cakupan infrastruktur dan layanan perkotaan, (ii) memperkuat kelembagaan dan kapasitas untuk membantu mengembangkan jalur pembangunan yang berketahanan terhadap iklim dan bencana, (iii) mendorong perencanaan kota yang inklusif dan responsif terhadap gender, serta (iv) meningkatkan kepemimpinan perempuan dan pemberdayaan ekonomi. Proyek ini diharapkan memberi manfaat kepada 104.500 penduduk dan 1,3 juta pengunjung tahunan pada tahun 2031.

ADB telah mengalokasikan sumber daya berikut ini untuk membantu pembiayaan proyek tersebut: US$45 juta, dari jumlah ini, US$35 juta diberikan melalui pinjaman dan US$10 Juta dengan pembiayaan hibah. Pemerintah akan menyumbang $1 juta dalam bentuk kontribusi natura (tidak dalam bentuk uang), pajak, dan bea. Proyek akan dilaksanakan mulai tahun 2024 sampai tahun 2030. Analisis ekonomi akan dilakukan mengikuti pedoman Bank Pembangunan Asia (ADB). Analisis inti melibatkan perbandingan biaya dan manfaat dalam skenario dengan proyek dan tanpa proyek selama 25 tahun dari tahun 2025 sampai tahun 2049.

Hasil

Proyek bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur perkotaan, menciptakan lingkungan yang tangguh untuk perkotaan dan layanan parawisata yang inklusif dan berketahanan. Hasil specifik termasuk:

Hasil 1 Meningkatkan infrastruktur perkotaan dengan mengubah tempat pembuangan sampah terbuka yang ada seluas 17.1 hektar menjadi tempat pembuangan sampah terkelola yang dilengkapi dengan sel bioreaktor semi-aerobik, sistem penangkapan dan pembakaran methana, fasilitas pengolahan limbah dan air lindi yang mengunakan tenaga surya pasif berbasis alam dan solusi reed-bed. Selain itu, fasilitas akan dikembangkan untuk memulihkan bahan-bahan yang bisa didaur ulang. Proyek juga akan merehabilitasi jalan perkotaan sepanjang 16 kilometer, yang akan dipercantik dengan pepohonan peneduh habitat lokal dan dilengkapi saluran air hujan yang disertai perangkap pintar polutan kotor. Selanjutnya, jalan setapak sepanjang 8 kilometer diterangi oleh lampu jalan hemat energi.

Hasil 2: Proyek akan memperkuat lingkungan yang mendukung layanan perkotaan dan pariwisata yang inklusif dan berketahanan. Bersamaan dengan perbaikan infrastruktur di Kota Luang Prabang, akan dibuat rencana induk dan pedoman pembangunan perkotaan yang inklusif dan responsif gender. Pedoman ini akan termasuk tindakan spesifik untuk menangani kesenjangan gender dan meningkatkan ketahanan terhadap iklim dan bencana.

Hasil 3:  Proyek ini akan memajukan kepemimpinan dan pekerjaan wanita melalui program beasiswa pendidikan tinggi dan pelatihan kejuruan nasional ditujukan untuk pejabat wanita di sektor pasokan air bersih, sanitasi, pekerjaan umum dan pariwisata. Inisiatif ini akan memberikan pelatihan akademis, profesional dan kepemimpinan, termasuk program eksekutif jangka pendek di bidang-bidang seperti teknik, perencanaan kota, manajemen publik, keuangan, serta manajemen warisan budaya dan pariwisata berdasarkan prioritas peserta didik.

Pelajaran

Keselarasan dengan strategi pendanaan dan rencana nasional.

Proyek konsisten dengan Strategi Kemitraan Negara tahun 2017-2020 serta tujuan strategis yang ditetapkan dalam Visi Pemerintah 2030 dan Strategi Pembangunan Sosial-Ekonomi 10 tahun (2016-2025). Proyek juga mendukung prioritas operasional penting Strategi ADB 2030 tentang menangani kemiskinan yang masih ada, mengatasi perubahan iklim, membuat kota lebih layak untuk ditinggali, memperkuat tatakelola dan kelembagaan, serta mempercepat kesetaraan gender.

Pentingnya kerangka hukum terbaru

Satu komponen penting adalah pengembangan Rencana Induk Perkotaan Luang Prabang yang termasuk laporan perkotaan, rencana penggunaan lahan, peraturan rencana perkotaan, pedoman desain, dan volume lain yang dibutuhkan sesuai dengan Undang-undang Perencanaan Kota. Pemberdaya hukum yang kuat sangat penting untuk memandu pembangunan kota. Dalam kasus Luang Prabang, Rencana Induk Perkotaan 2012 yang ada saat ini, bersama dengan Rencana Induk Pembangunan dan Pelestarian Warisan Budaya Luang Prabang (PSMV), berfungsi sebagai kerangka legislatif utama untuk memastikan praltik penggunaan lahan yang baik dan mencapai tujuan kebijakan nasional dan daerah. Namun, rencana 2012 sudah ketinggalan zaman, tidak mencakup 48,5 km² Zona Sosial Ekonomi SEZ baru yang ditetapkan di dalam dan di sekitar kota, rencana ini juga kurang responsif terhadap gender dan tidak memadai untuk menangani risiko iklim dan bencana. Kesenjangan ini diatasi dengan desain proyek.

Mengatasi kelemahan kelembagaan

Proyek termasuk komponen-komponen untuk memperkuat kapasitas kelembagaan para pemangku kepentingan. Dalam desainnya, proyek mengakui keterbatasan yang dihadapi badan kelembagaan di Luang Prabang untuk mencapai pembangunan yang berketahanan dan berkelanjutan. Dalam rekomendasinya, tindakan-tindakan specifik ditekankan untuk memperbaiki lingkungan yang mendukung dan meningkatkan kapasitas adaptif lembaga-lembaga untuk mengembangkan, mengelola, dan mengoperasikan infrastruktur perkotaan secara keberlanjutan dalam jangka panjang.

Sumber Informasi /Tambahan

  1. ADB. Republik Demokrasi Rakyat Laos: Proyek Investasi Perbaikan Lingkungan Perkotaan, Proyek Berdaulat | 53203-001. Tersedia di:https://www.adb.org/projects/53203-001/main
  2. ADB (2023). Studi Kelayakan untuk Republik Demokrasi Rakyat Laos: Proyek Investasi Perbaikan Lingkungan Perkotaan (Luang Prabang). Tersedia di: https://www.adb.org/sites/default/files/project-documents/52064/52064-001-tacr-en_46.pdf
  3. Proyek GMS dibiayai ADB untuk Memperkuat Infrastruktur Pariwisata dan Perkotaan, Memperluas Peluang Wanita di Luang Prabang, PDR Laos. Tersedia di: https://greatermekong.org/g/adb-financed-gms-project-strengthen-urban-and-tourism-infrastructure-enhance-women%E2%80%99s-opportunities

Other case studies

Other Relevant Case Studies

Pemerintah Brunei mengalokasikan B$18 juta (USD 13.4 juta)* untuk pengembangan BruHealth fase II dan III dari anggaran Tahun Fiskal 23/24.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya difasilitasi oleh pembiayaan konsesional campuran, dengan total biaya sebesar US$41 juta, termasuk dukungan US$4 juta dari Program Pembiayaan Campuran Kanada-IFC.
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengelola Jalan Tol MBZ telah melepas 40% sahamnya di PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC) senilai Rp 4,38 triliun (USD 291,6 juta) * ke PT Margautama Nusantara (MUN) yang merupakan anak usaha Perusahaan Salim Grup.
Scroll to Top